Pengangguran di Jatim Terus Turun, Ekonomi Daerah Tumbuh di Atas Nasional

2 hours ago 1

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA — Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Jawa Timur turun menjadi 3,88 persen per Agustus 2025 berdasarkan data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Badan Pusat Statistik (BPS). Angka ini merupakan penurunan tertinggi di antara seluruh provinsi di Pulau Jawa.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang berperan aktif memperkuat sektor ketenagakerjaan, mulai dari dunia usaha, akademisi, hingga pemerintah kabupaten dan kota.

“Alhamdulillah, penurunan TPT Jawa Timur menjadi yang tertinggi di Pulau Jawa. Ini menunjukkan bahwa ekonomi kita tidak hanya tangguh, tetapi juga inklusif. Capaian ini hasil kerja bersama seluruh elemen dunia usaha, industri, UMKM, dan masyarakat yang bersinergi menciptakan lapangan kerja produktif dan berkelanjutan,” ujarnya di Surabaya, Rabu (12/11/2025).

Selama lima tahun terakhir, Jawa Timur mencatat tren penurunan pengangguran yang konsisten, dari 5,74 persen pada Agustus 2021 menjadi 3,88 persen pada 2025. Sebagai perbandingan, TPT nasional turun dari 6,49 persen menjadi 4,85 persen dalam periode yang sama.

“Artinya, percepatan penyerapan tenaga kerja di Jawa Timur berjalan jauh lebih kuat. Ini mencerminkan daya saing ekonomi daerah yang terus meningkat serta efektivitas kebijakan pemerintah dalam memperkuat sektor ketenagakerjaan,” kata Khofifah.

Ia menjelaskan, penurunan pengangguran sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yang tetap terjaga. Pada kuartal III 2025, ekonomi Jatim tumbuh 5,22 persen (yoy), melampaui pertumbuhan nasional sebesar 5,04 persen. Pertumbuhan itu didorong sektor industri pengolahan, perdagangan, transportasi dan pergudangan, serta pertanian yang masih menjadi penopang utama ekonomi daerah.

Selain itu, realisasi investasi semester I 2025 mencapai Rp74,69 triliun dengan 73.148 proyek dan penyerapan tenaga kerja lebih dari 130 ribu orang. Sektor industri pengolahan, perdagangan, perumahan, dan transportasi menjadi penyumbang terbesar.

Menurut Khofifah, capaian tersebut menunjukkan meningkatnya kepercayaan pelaku usaha terhadap iklim investasi Jawa Timur yang kondusif dan memberikan nilai tambah bagi ekonomi daerah.

Pemerintah Provinsi Jawa Timur juga memperluas akses kerja melalui program Job Fair Inklusif 2025 yang menyediakan 5.589 lowongan dari 67 perusahaan, termasuk bagi penyandang disabilitas. Selain itu, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi membuka enam paket pelatihan gratis di UPT Balai Latihan Kerja (BLK) Wonojati Malang untuk meningkatkan kompetensi tenaga kerja lokal.

“Kami terus memperkuat sinergi lintas sektor agar tenaga kerja Jawa Timur makin kompeten, produktif, dan berdaya saing. Dengan begitu, peluang kerja baru dapat terus tumbuh dan kesejahteraan masyarakat meningkat,” tegas Khofifah.

Ia menambahkan, capaian positif ini sejalan dengan semangat “Jatim Tangguh, Terus Bertumbuh” serta filosofi “Jatim Bisa” atau Jawa Timur yang Berdaya, Inklusif, Sinergi, dan Adaptif.

“Penurunan pengangguran tertinggi di Pulau Jawa ini bukti nyata bahwa sinergi yang kita bangun telah menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Inilah kekuatan kolektif Jawa Timur yang berdaya, saling menopang, dan terus bertumbuh,” ujarnya.

Khofifah juga mengajak seluruh pihak untuk menjaga momentum positif ini agar manfaat pertumbuhan ekonomi semakin dirasakan secara merata oleh masyarakat. “Keberhasilan ini milik bersama. Dengan kerja keras, kolaborasi, dan inovasi berkelanjutan, insya Allah Jawa Timur akan terus tumbuh menjadi provinsi yang tangguh, kompetitif, dan menyejahterakan,” katanya.

sumber : Antara

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|