2 hours ago
2
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tujuh pemimpin muda Muslim asal Australia tengah berada di Indonesia dalam rangka Program Pertukaran Muslim Australia-Indonesia 2025 (Australia-Indonesia Muslim Exchange Program/AIMEP). Mereka adalah Alaa Karrar, Anjum Kasmani, Iman Balla, Jualiana Jamaluddin, Like Gibson, Qudratullah Wahidi, dan Qudratullah Wahidi.
Kunjungan yang berlangsung pada 15–26 September ini bertujuan memperkuat hubungan masyarakat, mempererat persahabatan, sekaligus mempromosikan pemahaman lintas budaya dan agama.
“Hubungan antar masyarakat merupakan inti dari hubungan Australia-Indonesia,” ujar Duta Besar Australia untuk Indonesia, Rod Brazier, dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (18/9/2025).
Menurut Brazier, program ini memberi kesempatan bagi pemimpin muda kedua negara untuk berdialog antaragama, membangun pemahaman bersama, dan menjalin jejaring berkelanjutan.
Delegasi AIMEP 2025 terdiri dari beragam latar belakang, mulai dari anggota dewan komunitas Muslim, perwakilan Islamic Museum of Australia, Australian Muslim Women’s Centre for Human Rights, hingga profesional di bidang hukum, keuangan, layanan publik, kesehatan, podcasting, dan pengembangan komunitas. Mereka bergabung bersama 12 delegasi Indonesia yang sebelumnya telah mengikuti kursus daring selama lima pekan.
Selama di Jakarta, para pemimpin muda Australia dijadwalkan bertemu dengan organisasi keagamaan terkemuka, pejabat pemerintah, alumni AIMEP, serta mengunjungi pesantren dan organisasi masyarakat.
Pekan depan, mereka akan melanjutkan kunjungan ke Makassar selama lima hari. Agenda di sana meliputi interaksi dengan para pendidik dan siswa, organisasi non-pemerintah lokal, serta penelusuran hubungan historis antara Makassar dan suku Yolngu di Australia Utara.
Program AIMEP yang digagas sejak 2002 oleh Pemerintah Australia melalui Australia-Indonesia Institute ini telah menjadi jembatan penting dalam mempererat persahabatan antarwarga kedua negara, khususnya dalam konteks pemahaman antaragama dan antarbudaya.
