Pekerja melakukan bongkar muat besi baja di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta Utara.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Industri baja dalam negeri sedang menghadapi tekanan keras akibat membanjirnya produk impor. Pemerintah justru memilih untuk membuka keran investasi asing yang berminat membangun pabrik di dalam negeri.
Sebelumnya, Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza mengaku, telah menerima sejumlah investor dari Eropa, China, dan Vietnam yang berminat merelokasi pabrik bajanya ke Indonesia. "Kami minta supaya mereka berinvestasi di Indonesia, bangun pabrik di Indonesia, sehingga mereka juga punya akses ke pasar domestik," kata Faisol usai Rapat Dengar Pendapat (RDP) di DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (10/11/2025).
Namun, dari kalangan pengusaha dalam negeri, muncul suara kritis. CEO PT Inerco Global International, Hendrik Kawilarang Luntungan, menyatakan, langkah pemerintah seharusnya tidak hanya berfokus pada menarik investor asing, tetapi lebih kepada menciptakan pengusaha-pengusaha baru yang fokus pada industri manufaktur.
"Harusnya pemerintah menciptakan pengusaha-pengusaha baru dengan bimbingan pemerintah, seperti yang tercipta di China, Jepang, dan Korea. Mereka maju industri manufakturnya karena pemerintah terjun langsung membimbing agar menyesuaikan dengan target pemerintah menjadikan Indonesia negara industri dalam 10 tahun ke depan," ujar Hendrik.

2 hours ago
1














































