Menkes: 52 Juta Orang Ikuti CKG Berdampak Tingkatkan Skrining TB

2 hours ago 3

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan dalam kurun satu tahun lebih dari 52 juta orang telah mengikuti program Cek Kesehatan Gratis (CKG) sehingga berdampak meningkatkan cakupan skrining tuberkulosis (TB). Dalam perayaan Hari Kesehatan Nasional (HKN) di Jakarta, Rabu (12/11/2025), ia menyebutkan cakupan skrining TB sudah lebih dari 20 juta orang.

Ia mengatakan upaya itu suatu bentuk pergeseran fokus dari pendekatan kuratif ke preventif dan promotif guna menjaga orang tetap sehat. "84 juta anak Indonesia hari ini akan mencapai usia produktif pada tahun 2045, tepat satu abad Indonesia merdeka. Kita hanya memiliki dua dekade lagi untuk memastikan mereka tumbuh sebagai generasi yang sehat, tangguh, dan unggul," katanya.

Untuk mencapai hal itu, katanya, tiga program hasil terbaik cepat (PHTC) dilaksanakan. Selain itu, katanya, dalam empat tahun terakhir, Indonesia melaksanakan transformasi kesehatan guna memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas, mudah diakses, dengan biaya terjangkau, sebagai fondasi guna menuju masa depan itu.

Ia mengatakan capaian dalam enam pilar transformasi kesehatan menunjukkan bukti nyata kerja keras dan kolaborasi seluruh insan kesehatan Indonesia. Dia mencontohkan pada pilar pertama, yakni transformasi layanan primer, 8.349 puskesmas telah menerapkan integrasi layanan primer.

Selain itu, sistem surveilans penyakit kini lebih cepat dan terintegrasi, dengan kapasitas laboratorium kesehatan masyarakat yang meningkat di seluruh provinsi. "Untuk pertama kalinya, prevalensi stunting balita turun di bawah 20 persen, yaitu mencapai 19,8 persen," kata Budi.

Pada pilar kedua, yakni transformasi layanan rujukan dengan fokus peningkatan mutu dan pelayanan rumah sakit, saat ini 29 provinsi sudah mampu melakukan bedah jantung terbuka, 29 provinsi sudah mampu melakukan clipping dan delapan provinsi sudah mampu melakukan STA-MCA Bypass pada kasus stroke.

Pada pilar ketiga, yaitu transformasi sistem ketahanan kesehatan menunjang ketersediaan obat, vaksin, dan alat kesehatan di dalam negeri, 10 dari 14 antigen vaksin program imunisasi rutin telah mampu diproduksi dalam negeri. Pilar keempat, yaitu transformasi pembiayaan kesehatan, 268 juta penduduk atau 98 persen telah dijangkau oleh program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Tarif layanan JKN disesuaikan guna meningkatkan kualitas layanan.

Pada 2024, katanya, asuransi menyumbang 36,3 persen dari total belanja kesehatan nasional, terdiri atas 30,9 persen asuransi kesehatan sosial (JKN) dan 5,4 persen asuransi swasta. Pada pilar kelima, transformasi SDM kesehatan, 61 persen puskesmas sudah memiliki sembilan jenis tenaga kesehatan sesuai standar. Sebanyak 74 rumah sakit umum daerah (RSUD) telah dilengkapi dengan tujuh dokter spesialis dasar.

Penguatan SDM kesehatan terus berlanjut melalui sejumlah upaya, seperti pengadaan aparatur sipil negara (ASN), penugasan khusus di puskesmas dan RS, beasiswa, pendidikan dokter spesialis berbasis RS, pelatihan dan fellowship, magang, kemudahan praktik bagi tenaga medis dan tenaga kesehatan lulusan luar negeri.

Pada pilar keenam, transformasi teknologi kesehatan, sebagian besar fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) telah terintegrasi dan mengirimkan data ke SATUSEHAT. "Pemanfaatan teknologi kesehatan berbasis AI, seperti pada X-ray dan CT-scan, mampu mendeteksi berbagai penyakit dengan cepat dan akurat, antara lain kanker paru, TB, stroke, dan lainnya," kata dia.

Selain itu, pengembangan layanan kedokteran presisi melalui program Biomedical and Genome Science Initiative (BGSI) telah mencapai 17.099 atau 89,5 persen peserta.

Budi mengatakan layanan kedokteran presisi terus dikembangkan di 10 Hub BGSI, antara lain Non Invasive Prenatal Testing (NIPT), pemeriksaan risiko kanker, jantung, diabetes, kolesterol tinggi karena keturunan, deteksi TB resisten obat, penyakit langka, serta penentuan obat presisi untuk kanker, penyakit jantung, stroke, dan skizofrenia. "Terakhir, yang tidak kalah penting, transformasi kesehatan tidak dapat diwujudkan tanpa transformasi budaya kerja para insan kesehatan, pilar transformasi ke-7," kata dia.

Dia menilai perjalanan menuju Indonesia sehat sebagai perjalanan panjang, menantang, dan penuh harapan. Dengan tekad dan kerja sama, katanya, semua dapat mewujudkan generasi sehat yang menjadi fondasi masa depan bangsa yang hebat.

Dalam kesempatan itu, dia juga memberikan penghargaan kepada seluruh insan kesehatan Indonesia, mulai dari tenaga medis, tenaga kesehatan, akademisi, dunia usaha, organisasi masyarakat, media, serta para kader di setiap pelosok negeri, yang dengan dedikasi tinggi telah menjaga nyawa, menebar harapan, dan menegakkan martabat bangsa.

"Mari jadikan Hari Kesehatan Nasional ke-61 ini sebagai momentum untuk memperkuat komitmen, menumbuhkan optimisme, dan melanjutkan transformasi kesehatan Indonesia," katanya.

Dia mengingatkan tentang pentingnya terus membangun kesehatan jiwa dan raga dimulai dari diri sendiri, keluarga, masyarakat sekitar, di tingkat desa, kabupaten/kota, provinsi, hingga seluruh Indonesia, guna mencapai Indonesia Emas 2045.

sumber : Antara

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|