Kemenkes Akui Baru 55 Persen Kasus TBC Terdeteksi di 2025

2 hours ago 1

Harianjogja.com, JAKARTAKementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat baru 600.698 kasus tuberculosis (TBC) yang ditemukan hingga 27 September 2025, atau hanya 55 persen dari target deteksi nasional.

Awalnya target deteksi TBC sebesar 1.090.000 pada 2025, seharusnya 70 persen kasus ditemukan pada September.

Plt Direktur Jenderal Penanggulangan Penyakit Kemenkes Murti Utami di Jakarta, Senin (29/9/2025), mengatakan seharusnya pada September sebanyak 70 persen kasus TBC dideteksi.

Adapun dari sekitar 600 ribu kasus itu, katanya, sebanyak 86.516 atau 14% diderita anak-anak, sedangkan sebanyak 514.182 atau 86 persen kasus diderita orang dewasa.

"Untuk pengobatan terapeutik, kami sudah juga sudah mampu melakukan pengobatan di 90% temuan kami. Sudah kami coba obati, namun yang 10 persen ini memang kita lost contact, artinya mereka pada saat pemeriksaan tidak kembali lagi untuk mendapatkan pengobatan," kata Murti.

Adapun untuk inisiasi pengobatan TBC resisten obat, kata dia, targetnya adalah 95%, namun saat ini mencapai sekitar 75%.

BACA JUGA: Suhu Terasa Panas Akhir-akhir Ini, Begini Penjelasan BMKG

Sementara itu untuk keberhasilan pengobatan TBC sensitif obat, pihaknya mencapai 80 persen dari target 90 persen, sementara pada kasus TBC resisten obat baru tercapai 58 persen cari target 80 persen.

"Ada obat pencegahan, jadi untuk kontak erat biasanya kami langsung memberikan obat Terapi Pencegahan TBC (TPT) dan saat ini memang sangat kecil, baru 136.934 orang," katanya.

Dia membandingkan dengan capaian tahun 2024, dimana dari target notifikasi tercapai sebesar 78 persen dari target 90 persen dan kasus yang diobati mencapai 92 persen dari target 95 persen.

"Insyaallah tahun 2025 kami punya target mudah-mudahan bisa dicapai di akhir tahun sebesar 981 ribu penduduk," katanya.

Pihaknya menggencarkan sejumlah upaya eliminasi TBC, seperti melakukan sosialisasi dan advokasi guna mengintegrasikan skrining TBC dengan Program Cek Kesehatan Gratis (CKG), mengingat CKG tidak hanya di puskesmas, namun juga di komunitas, sekolah, pesantren, dan tempat-tempat lainnya.

"Dan selain itu program TBC ini di CKG, kami melakukan active case finding yang terintegrasi dengan pemberian TPT. Ini paling banyak kita lakukan, terutama di rutan lapas," kata dia.

Kemenkes juga melakukan pre-pilot One Stop Service (OSS) untuk mencegah hilang kontak pengobatan. Dalam inisiatif itu, setelah dilakukan skrining, apabila hasilnya positif, maka langsung diberikan obat dan tidak perlu menunggu esoknya.

Pihaknya juga melibatkan kader-kader dalam Kelurahan Siaga TBC. Saat ini terdapat 1.834 desa dan kelurahan dari 21 provinsi yang berkomitmen mencegah dan menanggulangi TBC secara mandiri. Kemudian, katanya, pemantauan bersama pemerintah pusat dan daerah tiap minggunya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|