Gen-Z Menyuarakan Isi Hati Melalui Layang-layang

2 hours ago 17

Image Dhevy Hakim

Info Terkini | 2025-09-20 15:35:40

Gen-Z Menyuarakan Isi Hati Melalui Layang-layang Oleh: Dhevy Hakim Rupanya aksi mahasiswa hingga saat ini masih berlanjut. Mahasiswa yang merupakan gen-z menyampaikan aspirasinya melalui versi mereka. Hal ini seperti yang dilakukan oleh ribuan mahasiswa baru Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMSurabaya) yakni menggelar aksi simbolik dengan mengangkat ribuan layang-layang berwarna-warni dalam pembukaan Mastama, Ordik, Expo UKM (MOX) 2025). (um-surabaya.ac.id, 17/9/25) Dalam kegiatan pembukaan mahasiswa baru yang bertemakan “Bebas Terbang Mengudara” ini tidak sekadar meriah, tetapi sarat makna: kebebasan, keberanian, persaudaraan, dan harapan untuk mewujudkan generasi emas 2045 dan Indonesia lebih baik. Simbol berupa layang-layang menurut Rektor UMSurabaya Mundakir merupakan bentuk metafora yang tepat untuk perjalanan mahasiswa Di tengah kondisi perpolitikan Indonesia yang memanas juga berdampak pada persoalan lainnya seperti ekonomi, pendidikan, hukum, dll ribuan mahasiswa UM Surabaya melalui media layang-layang sebagai simbol kebebasan dan keberanian. Cara yang dilakukan oleh mahasiswa UM Surabaya sekaligus menunjukkan bahwa kampus tidak hanya menjadi tempat belajar akademik, tetapi juga ruang untuk menyuarakan aspirasi. Aspirasi yang dilakukan sebagai bentuk kesadaran akan perubahan kondisi bangsa dapat dilihat dari tulisan yang mereka tuliskan di layang-layang seperti, “Lapangan Kerja untuk Gen-Z bukan Omon-Omon Semata, Berantas Korupsi, Penuhi 17+8 Tuntutan Rakyat, tingkatkan Kesejahteraan Guru, Stop Perundungan dan Kekerasan Seksual, “Semoga Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia 2026, Suara Rakyat adalah Suara Tuhan, Kuatkan KPK untuk Indonesia Lebih Baik, Jaga Hutan Kita hingga ribuan pesan-pesan yang lain. Semoga kesadaran akan adanya perubahan dengan cara yang positif terus menerus disuarakan. Tentunya perubahan yang dibangun atas dasar kesadaran bahwa kondisi saat ini sudah rusak secara sistemik, ibarat kendaraan sudah bobrok rusak mesinnya sepintar apapun yang menjadi sopirnya sangat sulit untuk dijalankan. Oleh karenanya dibutuhkan kesadaran dan persatuan ke arah perubahan yang sesungguhnya. Sudah saatnya saling bergandengan tangan, bahu membahu demi kegemilangan di masa mendatang. Wallahu a’lam.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|