Bank Mandiri akan menempuh aksi korporasi berupa pembelian kembali saham sebagai wujud keyakinan manajemen terhadap fundamental perusahaan dan prospek jangka panjang industri perbankan nasional.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sejumlah bank milik pemerintah (BUMN) melakukan pembelian kembali saham atau buyback. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menyampaikan pelaksanaan pembelian kembali saham sebesar Rp1,17 triliun sebelumnya telah disetujui dalam RUSPT awal tahun.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) juga tengah mempertimbangkan untuk melanjutkan aksi pembelian kembali saham perseroan menggunakan sisa budget yang tersedia sebesar Rp2,5 triliun.
Wakil Ketua Komisi XI DPR RI dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), M Hanif Dhakiri, menilai rencana sejumlah bank pelat merah untuk melakukan buyback saham merupakan langkah yang wajar dan positif dalam menjaga stabilitas kinerja sekaligus kepercayaan pasar. Menurut Hanif, secara umum aksi buyback yang dilakukan bank-bank Himbara masih berada dalam koridor yang sehat dan terukur.
Terlebih, fundamental sektor perbankan nasional kini semakin solid seiring membaiknya kondisi ekonomi dan daya beli masyarakat menjelang akhir tahun.
“Likuiditas perbankan saat ini relatif kuat, termasuk karena adanya tambahan penempatan dana pemerintah yang diinisiasi Menteri Keuangan pada medio September 2025 lalu. Maka buyback bisa menjadi sinyal positif bahwa manajemen melihat valuasi sahamnya masih undervalued,” jelas Hanif melalui keterangan, Rabu (12/11/2025).
Dari perspektif Komisi XI DPR, hal terpenting adalah agar aksi buyback tidak mengganggu fungsi intermediasi, tidak menekan permodalan, dan tetap dijalankan dengan prinsip kehati-hatian.
“DPR pada prinsipnya mendukung segala upaya perbankan dalam menjaga kepercayaan masyarakat, terutama setelah sektor ini sempat diterpa sentimen negatif akibat ketidakpastian ekonomi nasional dalam beberapa kuartal terakhir,” ujarnya.
Hanif menambahkan, aksi buyback diperbolehkan selama tidak mengurangi kemampuan bank dalam mendukung pembiayaan ekonomi rakyat, serta tetap diiringi dengan kinerja dan kesehatan bisnis yang kuat secara berkelanjutan.
“Buyback juga bisa membantu memulihkan kepercayaan pasar di tengah sentimen negatif belakangan ini. Perbankan adalah industri kepercayaan, jadi langkah yang menegaskan komitmen pada kinerja, tata kelola, dan manajemen risiko memang penting dilakukan,” tutup Hanif.
sumber : ANTARA

2 hours ago
2















































