Bupati Gunungkidul Ajak Masyarakat Tingkatkan Budaya Literasi, Ini Tujuannya

2 hours ago 3

Bupati Gunungkidul Ajak Masyarakat Tingkatkan Budaya Literasi, Ini Tujuannya Sejumlah siswa terlihat sedang memenuhi area stan pameran dalam festival literasi 2025 yang digelar di Kantor Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Gunungkidul, Selasa (23/9/2025) Harian Jogja - David Kurniawan

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Gunungkidul menggelar festival literasi selama empat hari. Event ini diharapkan bisa menjadi momentum untuk meningkatkan daya saing di Bumi Handayani.

Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Gunungkidul, Kisworo mengatakan, Festival Literasi digelar sejak 19-23 September 2025. Selain menggelar geal wisata bertema Peran Perpustakaan dalam Mengisniptasi Perubahan melalui Literasi untuk Kesejahteraan, juga ada pameran buku yang melibatkan 22 penerbit dan komunitas.

BACA JUGA: Sekolah Iklim Penting untuk Optimalkan Hasil Pertanian di Gunungkidul

“Ada juga acara pentas budaya dan talkshow. Kami bersyukur kegiatan dapat berjalan dengan lancar,” kata Kisworo, Selasa (23/9/2025) siang.

Dia menjelaskan, kegiatan ini digelar sebagai upaya untuk meningkatkan budaya literasi di Kabupaten Gunungkidul. Kisworo tidak menampik banyak program yang dijalankan agar tingkat literasi bisa semakin ditingkatkan, salah satunya melalui program perpustakaan inklusi di kalurahan.

“Sudah ada 62 kalurahan yang bertransformasi menjadi kalurahan berbasis perpustakaan inklusi. Yakni, perpustakaan tidak hanya sekadar untuk pinjam meminjam buku, tapia da aktivitas kewirausahaan sehingga dapat menjadi pengungkit kesejahteraan warga,” katanya.

Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih mengapresiasi diselenggarakannya Festival Literasi yang diinisiasi oleh Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah. Menurut dia, program ini penting untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat melalui gerakan literasi.

“Budaya literasi menjadi jalan untuk meningkatkan kualitas hidup. Makanya harus digalakan guna mewujudkan Gunungkidul yang berdaya saing,” kata Mbak Endah.

Meski demikian, ia juga tidak menampik upaya peningkatan literasi tidak hanya dilakukan pemerintah. Pasalnya, masyarakat maupun berbagai komunitas yang ada juga dapat berperan sehingga hasillnya dapat dioptimalkan.

“Saya percaya dengan gotong royong, kita bisa wujudkan Gunungkidul sebagai kabupaten literasi yang berdaya saing untuk membangun kesejahteraan,” katanya.

Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Nasional, Adin Bondar mengatakan, budaya literasi menjadi investasi utama pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan negara maju dapat dilihat dari kualitas SDM yang kuat.

“Itu bisa ditempuh melalui budaya baca dan kecakapan literasi. Literasi bukan hanya sekadar membaca, menulis, atau berhitung, tapi juga kemampuan berpikir kritis, menganalisis, menilai, hingga mencipta,” kata Adin.

Menurut dia, budaya literasi memiliki multiplayer effect terhadap berbagai aspek kehidupan, mulai dari pendidikan, kesehatan, hingga kesejahteraan ekonomi. “Negara dengan budaya baca kuat seperti di Eropa dan Asia Timur terbukti lebih sejahtera. Sebaliknya, negara dengan budaya baca rendah cenderung memiliki kesenjangan sosial, upah rendah, dan kualitas kesehatan yang tertinggal,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|