REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mencatatkan laba bersih sebesar Rp3,74 triliun per Juni 2025, tumbuh 10,21 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan laba ini ditopang lonjakan signifikan pada pembiayaan emas yang naik hingga 88,25 persen secara tahunan.
Direktur Utama BSI Anggoro Eko Cahyo menyampaikan, bisnis emas dan layanan haji menjadi penggerak utama kinerja perseroan selama semester pertama 2025. “Kinerja yang kuat pada Triwulan II 2025 adalah buah dari konsistensi Perseroan fokus pada bisnis khas bank syariah, yakni emas dan islamic ecosystem terutama layanan haji dan umrah. Bisnis tersebut tentu saja didukung transformasi digital sehingga memudahkan nasabah mengakses layanan,” ujarnya dalam Paparan Kinerja Triwulan II, Senin (22/9/2025).
Hingga Juni 2025, pembiayaan emas BSI tercatat sebesar Rp16,88 triliun, tumbuh 88,25 persen secara tahunan. Rinciannya, Cicil Emas mencapai Rp9,09 triliun atau naik 155,41 persen, sementara Gadai Emas naik 44,08 persen menjadi Rp7,79 triliun.
Kontribusi emas mendorong total pembiayaan konsumer naik 16,20 persen menjadi Rp162,19 triliun. Secara keseluruhan, pembiayaan BSI mencapai Rp293,24 triliun, tumbuh 13,93 persen (YoY), dengan mayoritas disumbang dari segmen ritel dan konsumer sebesar 72,22 persen.
Di tengah pertumbuhan tersebut, kualitas pembiayaan tetap terjaga. Rasio kredit bermasalah (NPF gross) tercatat sebesar 1,87 persen, membaik dari periode sebelumnya dan lebih baik dari rerata industri yang berada di level 2,22 persen.
Pembiayaan emas juga turut menopang pendapatan margin BSI yang naik 16,61 persen menjadi Rp14,09 triliun, serta pendapatan berbasis fee yang tumbuh 18,37 persen menjadi Rp2,94 triliun.
Selain pembiayaan, BSI juga mengembangkan tabungan emas melalui fitur digital di aplikasi BYOND. Total tabungan emas masyarakat telah menembus 1 ton sejak layanan bulion bank dibuka pada Februari 2025.
“Memasuki akhir tahun ini, kami akan melanjutkan pertumbuhan pembiayaan pada segmen yang sustain dan sehat, transformasi digital berkelanjutan agar layanan BSI makin cepat, efisien, dan inklusif dan peningkatan kapabilitas SDM serta IT dan infrastruktur,” pungkas Anggoro.